Perancangan Film Pendek Animasi 2D ‘Broken’ Sebagai Media Penyampai Pesan

Penulis

  • Raphael Theofilus Santoso Desain Komunikasi Visual, Sekolah Tinggi Informatika & Komputer Indonesia, Malang, Indonesia
  • Saiful Yahya Desain Komunikasi Visual, Sekolah Tinggi Informatika & Komputer Indonesia, Malang, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.32664/mavis.v5i02.1132

Kata Kunci:

animasi, animasi jepang, film pendek, bullying, kekerasan

Abstrak

Animasi anime seringkali memunculkan isu-isu sosial yang kompleks, salah satunya tentang bullying.  Animasi anime menjadi salah satu animasi yang digemari oleh di Indonesia, salah satunya dari kalangan pelajar SMA, dimana pada waktu SMA atau sekolah sering terjadi bullying.  Bullying adalah tindakan agresif yang dilakukan oleh seseorang, baik secara fisik maupun verbal. Tindakan ini diulangi dan ada perbedaan kekuatan antara pelaku dan korban. Perancangan karya animasi ini bertujuan untuk menyampaikan pesan kepada anak jenjang SMA atau setara dengan visual bergaya anime. Cerita yang diangkat berdasarkan perspektif dari pelaku bullying yang pernah mengalami bullying pada kasus yang lain.   Perancangan animasi menggunakan metode Creation Process 2D animated movie, yang dirancang oleh Moreno.  Metode tersebut terdiri dari 3 tahapan, yaitu pra produksi, produksi dan pasca produksi.  Tahapan pra produksi terdiri dari penyusun Ide dan Naskah, Desain Karakter dan Storyboard. Tahapan produksi terdiri dari Storyboard, Voice Over, Animate dan Background. Tahapan pasca produksi terdiri dari Compositing. Penelitian ini mendapatkan respon positif dari target audience, dengan menghasilkan hasil 87,8% menyatakan setuju dan layak sebagai film animasi yang dapat menyampaikan konten bullying dari perseptif pelaku bullying.   

Referensi

A. Damanik, G. N., & Djuwita, R. (2019). Gambaran Perundungan pada Siswa Tingkat SMA di Indonesia. Journal Psikogenesis, 7(1), 28–40. https://doi.org/10.24854/jps.v7i1.875

Tumon, Matraisa Bara Asie. 2014. “Studi Deskriptif Perilaku Bullying Pada Remaja.†Skripsi Universitas Surabaya 2014.

Sholati, D. V. (2019, December 16). Akulturasi Budaya Jepang Indonesia Melalui Anime Naruto Sebagai Sarana Menumbuhkan Rasa Setia Kawan. https://doi.org/10.31227/osf.io/5z2ej

Zakiyah, Ela Zain, Sahadi Humaedi, And Meilanny Budiarti Santoso. 2017. “Faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam Melakukan Bullying.†Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat 4(2): 324–30.

Moreno, Luara. 2014. “The Creation Process Of 2D Animated Movies by Laura Moreno.†Consorci D’Educació De Barcelona 10(2): 1–64.

Butar Butar, Hartika Sari, and Yeni Karneli. 2021. “Persepsi Pelaku Terhadap Bullying Dan Humor.†Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan 4(1): 372–79.

Jayani, D. H. (2019). PISA: Murid Korban “Bully†di Indonesia Tertinggi Kelima di Dunia. Databoks Katadata. https://databoks.katadata.co.id/datapublishembed/113940

Kurniawan, L. S., Aryani, L. N. A., Chandra, G. N., Mahadewa, T. G. B., & Ryalino, C. (2019). Victims of Physical Violence Have a Higher Risk to Be Perpetrators: A Study in High School Students Population. Open Access Macedonian Journal of Medical Sciences, 7(21), 3679–3681.

Toi, Yamane. 2020. “Kepopuleran Dan Penerimaan Anime Jepang Di Indonesia.†Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa dan Sastra 7(1): 68–82.

Roziki, W. N. (2021). Media Promosi Komunitas Supermoto.

Sukamto, B., Aida, N., Perdana, N. A., & Farhani, H. (2023). Persepsi Siswa Terhadap Tindak Pidana Perundungan di Madrasah Aliyah Negeri Se Yogjakarta. Jurnal Educatio FKIP UNMA, 9(2), 737–743. https://doi.org/10.31949/educatio.v9i2.4368

Unduhan

Diterbitkan

2024-01-25